"Tidak mau bunda jadi tua!" teriak zaky, anak pertamaku yang berusia 5 tahun. Beberapa hari ini, kalimat itu makin akrab di telingaku. Zaky sering kali meneriakan kalimat itu, entah saat main, mau mandi, makan atau aktivitas lainnya. Bahkan adik-adiknya dhaffa dan danin pun jadi ikut-ikutan teriak. Kalaupun di tanya, kenapa tidak mau bunda jadi tua, zaky malah berteriak lebih keras. Aku jadi bingung dibuatnya. Hmm, pikirku mungkin mereka tidak ingin bundanya cepat tua karena orang tua identik dengan yang namanya kriput.
Suatu saat, waktu anak-anakku sedang asik main bermain lego, aku datang untuk menyuruh mereka mandi, karena saat itu hari sudah sore, takut kesorean mandinya, enggak baik buat paru-paru anak. Waktu itu sih agak sebel juga, karena sudah dibujuk dengan seribu rayuan, tetap saja mereka masih asik dengan legonya. Tak lama, teriakan itu terdengar lagi. "pokoknya tidak mau bunda jadi tua! ternyata jawaban itu baru aku temukan saat itu. "bunda jangan suka marah-marah, nanti bunda cepat tua. Nah, klo sudah tua, nanti bunda cepat mati, terus dikubur. Aku tertegun menyimak penjelasan zaky.
Oh....jadi itu masalahnya! Anakku tidak ingin aku marah-marah, karena marah-marah bisa cepat tua. Dalam pikiran anakku, kalau sudah tua nanti akan meninggal. Ternyata selama ini teman-teman di sekelilingnya sering mengungkapkan hal itu pada anakku. Hhh, begitu mudahnya kalimat itu diserap dalam benak anak-anakku. Awalnya, kalimat itu terdengar lucu keluar dari mulut mereka yang polos. Tapi makin lama, kalimat itu semakin mengiris hatiku, memojokkanku, menasehati diriku sendiri. Ternyata, begitulah cara mereka memandangku akhir-akhir ini?aku adalah sosok bunda yang pemarah? Astagfirullahhh.....jika hal itu yang memang ada dalam benak anak-anakku, sungguh aku termasuk orang yang merugi.
Orang bijak mengatakan, anak adalah cermin dari orang tua. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh menjadi anak yang soleh, berperilaku baik, lemah lembut dan yang pasti tidak menjadi anak yang pemarah dan egois. Tapi jika kembali pada masalah tadi, aku dipandang sebagai ibu yang pemarah dari anak-anakku, apakah tidak mungkin anak-anakku kelak menjadi anak yang pemarah?nauzubillah. Setelah kejadian hari itu, akupun merenungi kembali apa yang telah aku berikan pada mereka. Betapa setiap kali anakku ceroboh menumpahkan susu di lantai, lupa merapikan kembali mainan mereka sampai urusan yang sebenarnya sepele, aku jadi marah-marah dan sewot. Padahal usia mereka masih sangat kecil, tidak perlu diingatkan dengan cara mengumbar emosi kemarahan.
Sebenarnya, Jika aku ingin lebih bijak dan tidak menghabiskan energi untuk marah yang malah akan berdampak negatif pada psikologis Anak, lebih baik aku melakukan perbuatan preventif, misalnya, jangan meletakkan barang pecah belah di tempat yang terjangkau oleh anak. Atau, selagi anak masih kecil, bunda tidak perlu memasang karpet atau permadani mahal di lantai yang memerlukan tenaga ekstra untuk membersihkannya.
Yah, kupikir, masalah ini bukan hanya masalahku saja. Ini persoalan semua kaum ibu yang harus bekerja tanpa kenal waktu, yang bekerja dengan syarat multi talent, multi tasking, multi challenge. Bekerja sebagai manager rumah tangga yang merangkap baby sitter, chef dan menjadi apa saja yang masih bisa dilakoni menjadi amat sangat mudah tersulut emosi. Dan acap kali, anak-anak harus menjadi pelampiasan emosi. Sebelum semuanya terlambat,saatnya sekarang bunda mengevaluasi diri, kita menengok kembali tauladan kita, Rasulullah SAW dalam mendidik anak-anaknya dalam kelembutan, sehingga melahirkan anak-anak yang lembut tapi kuat.
Zaky, Dhaffa, danin........
Maafkan kekeliruan bunda....
Terima kasih anak-anakku, kalian telah mengingatkan bunda. Bunda tidak takut menjadi tua, karena tua adalah takdir, bukan pilihan. Kehidupan dan kematian adalah rahasia Allah. Yang bunda takutkan adalah kalian tumbuh atas dendam karena kemarahan bunda.
"Masing-masing kamu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya." Ayah dan ibu adalah pemimpin anak-anak mereka dan kelak Allah akan meminta pertanggungjawaban atas apa yang telah mereka lakukan terhadap anak-anak mereka. Karena itu, bersikap jujur dan lembutlah kepada anak!
-Bunda zaky-
Dedicated for my lovely children, zaky, dhaffa, danin